

BATURAJA – Nasib Asli Aprilleo (5) warga Desa Gunung Meraksa Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) sungguh malang. Pasalnya, sejak setahun ini ia hanya bisa terbaring lemah karena menderita penyakit hydrochepalus dengan kondisi kepala membasar.
Ironisnya lagi, anak tunggal pasangan Didik (27) dan Feni Rahayu (25) itu kini sudah tidak bisa berbicara lagi dan buta karena syaraf matanya rusak akibat penyakit yang dideritanya tersebut.
Prihatin dengan kondisi bocah tersebut, Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten OKU yang dikomandoi Herman Sawiran didampingi anggotanya mendatangi kediaman bocah malang tersebut.
Kedatangan para punggawa Pemuda Pancasila ini untuk melihat secara langsung kondisi bocah malang tersebut serta memberikan bantuan.
Para anggota Pemuda Pancasila OKU diterima langsung oleh kedua orang tua Aldi dan Kades Gunung Meraksa, Dahlan. “Ini merupakan bentuk kepedulian Pemuda Pancasila OKU kepada masyarakat khususnya anak ini yang kita tahu kondisinya saat ini memprihatinkan dan membutuhkan bantuan,” kata Herman Sawiran.
Dikatakan Herman, untuk membesarkan organisasi tentunya juga harus peduli terhadap sesama, Pemuda Pancasila OKU merasa tergugah terhadap anak yang terkena hydrochepalus ini. “Kami berharap kepedulian pemerintah karena anak ini akan dirujuk ke Palembang untuk segera mendapat pengobatan,” tegasnya.
Sementara Didik, ayah bocah malang tersebut menuturkan anaknya menderita hydrochepalus sejak satu tahun terakhir dengan kondisi kepala semakin hari semakin membesar. “Tapi baru dua bulan ini anak saya tidak bisa beraktifitas total dan hanya bisa terbaring di tempat tidur,” katanya.
Dikatakan Didik, anaknya sudah pernah dibawa berobat ke RSUD Ibnu Sutowo Baturaja. Namun sayangnya pengobatan anaknya terkendala biaya sebab Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk anaknya belum aktif.
“Bersama pak kades atas rekomendasi Dinas Sosial OKU anak saya dibawa ke RSUD Ibnu Sutowo, namun disana dicek ternyata KIS-nya belum aktif dan baru aktif tanggal 1 November mendatang. Bahkan saya sempat mengurus ke BPJS namun tetap tidak bisa,” keluhnya.
Akhirnya kata Didik, anaknya disuruh pulang dan diberi surat rujukan untuk ke Palembang. “Kami tidak ada biaya, dirujuk harus ada KIS sementara baru aktif 1 November nanti. Saya sangat berharap bantuan dari pemerintah agar anak saya bisa segera dirujuk ke Palembang,” harap pria yang berprofesi sebagai petani karet itu.
Sementara Kades Gunung Meraksa, Dahlan mengatakan, pihaknya sudah mengupayakan untuk mendapatkan jaminan Kesehatan KIS, namun saat ini masih proses pengaktifan. “Sudah kita upayakan kalau untuk pengobatan di RSUD Ibnu Sutowo, alhamdulillah bisa ditangguhkan,” ujarnya.
Diungkapkan Dahlan, sebelumnya keluarga Didik ini tinggal di Lampung, namun sejak anaknya menderita sakit ini pulang ke Gunung Meraksa. “Pastinya sebagai warga Desa Gunung Meraksa pihak pemerintah desa akan terus berupaya mengusahakan agar anak ini bisa mendapatkan pengobatan,” tegasnya. (ags)