Fraksi PAN Pertanyakan Keberadaan Kendaraan Dinas

0

# Tak jelas keberadaannya

BATURAJA – Tidak jelasnya aset bergerak berupa kendaraan-kendaran dinas milik Sekretariat DPRD Ogan Komering Ulu (OKU), membuat kalangan dewan angkat bicara.

Melalui Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN), mereka meminta Bupati memerintahkan Sekretaris DPRD OKU untuk mengumpulkan dan menginventarisir kendaraan-kendaraan dinas yang dimiliki DPRD OKU saat ini.

Hal tersebut disampaikan juru bicara F-PAN, Ledi Patra, dalam rapat Paripurna pandangan umum fraksi-fraksi dengan agenda rangka membahas dan meneliti nota keuangan RAPBD Perubahan tahun anggaran 2019. “Karena kami duga keras kendaraan tersebut tidak lagi dikuasai DPRD,” tegas Ledi, yang juga Ketua Komisi I DPRD OKU, Senin (23/9).

Oleh karena itu lanjut Ledi, pihaknya meminta kiranya Sat Pol PP dapat segera menarik kendaraan-kendaraan dinas tersebut bersama pihak Sekretariat.

Selain itu Fraksi PAN juga menyoroti kinerja Kabag Umum DPRD OKU, Pahmi Alian, karena selama ini jarang masuk ke kantor.

“Fraksi PAN menduga yang bersangkutan (Kabag Umum,red), tidak lagi menjalankan kewajiban masuk kerja secara tertib. Untuk itu, selaras dengan PP 53/2010 tentang disiplin PNS, yang bersangkutan harus segera dievaluasi oleh Bupati,” tegas Ledi.

Menanggapi hal itu, Kabag Umum DPRD OKU, Pahmi Alian, menyebutkan, bahwa kendaraan-kendaraan dinas DPRD OKU sudah diserahterimakan ke Pemerintah Kabupaten melalui Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) OKU.

Mengapa begitu, karena sehubungan dengan aturan yang ada, bahwa anggota DPRD tidak boleh memakai kendaraan dinas kecuali unsur pimpinan. Karena hal itu sudah diganti dengan uang transportasi.

Hanya saja, Pahmi mengaku kurang tahu persis berapa jumlah unit kendaraan dinas yang sudah diserahterimakan ke Pemkab OKU itu. Ia hanya tahu beberapa unit saja, terkhusus yang masih dipakai pihak Kesekretariatan.

Diantaranya; 3 unit Toyota Fortuner yang dipakai unsur pimpinan. 1 unit Nissan X Trail yang dipakai Sekwan. 3 unit Toyota Rush dipakai tiga Kabag. 1 unit Rush lagi dipakai bendahara. 1 unit Nissan Grand Livina dipakai Kasubag.

Untuk kendaraan yang di pool-kan, diantaranya; 1 unit Nissan X Trail. 1 unit Toyota Hilux. 1 unit Toyota Hi Ace. “Sedangkan 2 unit Pajero lama, sedang dalam proses penarikan dari unsur pimpinan. Selain itu habis. Eh satu lagi, Nissan X-Trail punya eks ketua. Berhubung dak ada tempat disini, jadi itu (X-Trail) saya taroh di rumah. Selain itu tidak ada lagi,” ungkapnya.

Lalu, bagaimana dengan 1 unit kendaraan dinas Ford yang dipakai pimpinan terdahulu? Soal ini, Pahmi mengaku tidak tahu. “Itu tidak ada lagi begitu saya masuk kesani. Gak masuk inventaris saya. Intinya dulu semenjak turun tunjangan, kendaraan dinas sudah dikembalikan semua,” tegasnya.

Yang pasti, lanjut Pahmi, pihaknya akan mengusahakan menarik aset yang tidak jelas kemana rimbanya. “Apalagi ini menjelang akhir tahun. Anak buah saya yang bagian aset sudah menginventarisir,” tandasnya.

Sementara soal desakan Fraksi PAN agar bupati mengevaluasi kinerjanya karena dinilai sering tidak ngantor, Pahmi mengaku bahwa dirinya selalu masuk kerja. “Saya masuk terus. Cuma disini taulah dewek (tahu sendiri-lah), banyak tamu. Belum masuk saja, sudah disambut tamu,” katanya.

Meski begitu, lanjut Pahmi, dirinya tetap disiplin dalam pekerjaan sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi (tupoksi). “Tidak ada pekerjaan yang terbengkalai,” pungkas Pahmi. (kie)