

PALEMBANG – Pembangunan di berbagai bidang terus digalakkan oleh Bupati Banyuasin H Askolani apalagi terhitung 18 September 2019 nanti genap ia memimpin Bumi Sedulang Setudung 1 tahun. Oleh karena itu dukungan multi pihak perlu dijalin, salah satunnya dengan bekerjasama dengan dunia akademik, yakni Universitas Muhammadiyah Palembang.
Guna mendapatkan dukungan multi pihak dan dunia akademik, Pemkab Banyuasin bersama Universitas Muhammadiyah Palembang menjalin MoU.
Kerjasama ini dilakukan oleh Bupati Banyuasin H Askolani bersama Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang DR Abid Djazuli diteruskan dengan penandatanganan MoU antara Kepala Bappeda Litbang Banyuasin Erwin Ibrahim dengan Dekan Fakultas DR Rusdi A Sirodj.
Menurut bupati, pembangunan di Banyuasin memiliki 7 program pokok prioritas, yaitu perbaikan infrastruktur, pertanian, pelayanan publik kesehatan, UMKM, pendidikan cerdas, relegius dan terbuka.
Semua ini didukung dengan potensi wilayah Banyuasin antara lain sebagai daerah penyangga ibukota Palembang, luas wilayah yang terhampar, taman nasional hutan manggrove terbesar di Asia tenggara dan potensi lainnya, oleh karena itu perlu didukung oleh dunia akademik di dalam mengoptimalkan potensi tersebut, terutama di dalam menyusun langkah strategis yang jitu untuk memberdayakan hal ini.
Disampaikan Bupatu saat memberi kuliah umum di depan 300 mahasiswa dari setiap fakultas di Universitas Muhammadiyah Palembang bahwa tingkat kemiskinan masih menjadi masalah serius di Indonesia termasuk di Banyuasin.
Persentase kemiskinan di Banyuasin masih mencapai 11,8% dan ini merupakan nilai yang perlu menjadi perhatian, karena sesuai dengan RPJMN nasional, Presiden Jokowi mencanangkan untuk menurunkan tingkat kemiskinan dengan memaksimalkan pemberdayaan kemasyarakatan seperti, pariwisata, UMKM pertanian dan lain lain.
“Dan jangan minder karena miskin, seharusnya karena miskin kita terpacu untuk lebih berusaha bangkit menuju keberhasilan dengan belajar yang baik. Saya ini lahir bukan dari keluarga kaya, bukan dari keluarga pejabat, bukan dari pengusaha besar,” katanya.
“Saya ini lahir dari keluarga miskin dan dari desa, tapi saya tidak minder. Kita jangan minder dengan kondisi kita sekarang atau pun bangga dengan status kita sekarang karena kita anak orang kaya. Tapi buktikan 5-10 tahun depan mau jadi apa kita. Saya berharap adik-adik mahasiswa menjadi berhasil bahkan lebih dari dari saya sebagai bupati yang adik-adik mahasiswa bisa raih,” tandasnya. (Diskominfo/PKP)