Ketua PGRI OKU Terima Nasi Tumpang Dari Kuryana

0
Bupati OKU, H Kuryana Azis saat memberikan nasi tumpeng kepada Ketua PGRI OKU, H Achmad Tarmizi saat peringatan Hari Guru dan HUT PGRI di Gedung Kesenian Baturaja.

BATURAJA – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-74 sekaligus peringatan Hari Guru Nasional 2019 tingkat Kabupaten OKU berlangsung meriah. Acara tersebut dihadiri Bupati OKU, H Kuryana Azis bertempat di Gedung Kesenian Baturaja, Senin (25/11).

Selain dihadiri Bupati OKU, acara tersebut juga dihadiri Ketua DPRD OKU H Marjito Bachri, Kajari OKU Bayu Pramesti, Ketua PGRI sekaligus Sekda OKU H Achmad Tarmizi, para asiten, staf ahli, kepala OPD, kabag, para camat, pimpinan BUMN/BUMD, Ketua TP PKK, Ketua DWP dan undangan lainnya.

Bupati OKU, H Kuryana Azis saat memberikan nasi tumpeng kepada Ketua DPRD OKU, H Marjito Bahri.

Kepala Dinas Pendidikan OKU, H Teddy Meilwansyah mengatakan, peringatan Hari Guru Nasional kali ini mengambil tema “Peran Strategis Guru Dalam Mewujudkan Indonesia Unggul”.

HUT PGRI diikuti sekitar 4.500 Guru se Kabupaten OKU dari jumlah keseluruhan 4.650 orang. Tujuan dari peringatan Hari Guru Nasional ini antara lain untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen guru dalam memajukan dunia pendidikan, serta membangun pendidikan berkarakter.

Memberikan nasi tumpeng kepada Kepala Disdik OKU, H Teddy Melwansyah.

Pada peringatan Hari Guru Nasional tingkat Kabupaten OKU telah dilaksanakan berbagai kegiatan diantaranya pertandingan bola voli, tenis lapangan, anjangsana ke panti asuhan, lomba drumband, jalan sehat dan senam sehat.

Sementara Bupati OKU, H Kuryana Azis mengatakan, biasanya tradisi hari guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik, tetapi pidato saya kali ini akan sedikit berbeda.

Bupati OKU, H Kuryana Azis saat menerima sekapur sirih.

Menurut Kuryana, tugas guru adalah untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan. Potensi anak didik tidak dapat diukur dari hasil ujian.

Perubahan dalam paradigma belajar jangan menunggu perubahan, lakukan langkah-langkah kajian sebagai berikut.

Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar, murid harus bisa mengajar di kelas, melaksanakan kegiatan dibidang sosial untuk seluruh kelas, tumbuhkan percaya diri kepada anak didik, serta bantu guru yang sedang mengalami kesulitan.

Ketua PGRI OKU, H Achmad Tarmizi berfoto bersama dengan Bupati OKU, H Kuryana Azis dan unsur muspida.

Pada bagian akhir, Bupati mengucapkan “Selamat Hari Guru Nasional Tahun 2019” sebagai langkah perubahan besar untuk mengembangkan kualitas pendidikan di Kabupaten OKU.

Pada kesempatan ini, Bupati memberikan tali asih kepada guru yang sudah memasuki purna bhakti dan penghargaan guru yang berprestasi dilingkup Dinas Pendidikan OKU.

Diacara tersebut juga dibacakan Sejarah berdirinya Hari Guru Nasional dan HUT PGRI yang dibacakan Swadji. Hari Guru Nasional diperingati setiap tanggal 25 November. Bagaimana sejarah diperingatinya hari itu?.

Berfoto bersama.

Hari Guru Nasional telah dicetuskan sejak tahun 1994 sesuai dengan keputusan presiden. Berdasarkan Keppres Nomor 78 Tahun 1994 dan pada UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, tanggal 25 November dipilih sebagai Hari Guru Nasional dan diperingati bersamaan dengan ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

PGRI terbentuk pada 25 November 1945 oleh Rh. Koesnan, Djajeng Soegianto, Amin Singgih, Soetono, Soemidi Adisasmito, Ali Marsaban, dan Abdullah Noerbambang. Sebelum menjadi persatuan para guru, perkumpulan ini bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).

PGHB didirikan pada 1912 dan beranggotakan kepala sekolah, guru bantu, guru desa, sampai perangkat sekolah lainnya. Kemudian nama PGHB diubah menjadi persatuan Guru Indonesia (PGI).

Saat pendudukan Jepang, PGI dilarang. Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, PGI menggelar Kongres Guru Indonesia yang pertama kalinya pada 24-25 November 1945 di Surakarta, Jawa Tengah. Salah satu hasil Kongres adalah mereka mengesahkan terbentuknya PGRI. (kie/ADV)