Nadia dan Vika Butuh Uluran Tangan Dermawan

0

BATURAJA – Diusia yang masih belia, Nadia (19) dan Vika Laona (11) warga RT 01 Desa Merbau Kecamatan Lubukbatang Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) ini tak dapat menikmati masa-masa indah sebagai remaja layaknya anak seusia mereka. Pasalnya, keduanya terpaksa hanya bisa duduk diam mengurung diri di dalam rumah lantaran mengalami penyakit kulit langka yang menggerogoti tubuh mereka.

Kedua putri pasangan Zahril Hamid (39) dan Yunani (37) ini diduga mengalami penyakit kelainan genetika, hal ini diketahui setelah Kapolres OKU, AKBP NK Widayana Sulandari melalui Tim Urusan Kesehatan (Urkes) Polres OKU  Anica Tursia AM.Keb SKM bersama Kapolsek Lubutbatang, AKP Ujang Abdul Aziz menyambangi kediaman mereka untuk melakukan pemeriksaan kesehatan beberapa hari lalu.

Pantauan di UGD RSUD Ibnu Soetowo Baturaja, Kamis (5/9), kondisi tubuh dua kakak beradik ini sungguh sangat memilukan. Penyakit kulit yang mereka derita mengakibatkan rasa gatal yang luar biasa, terlihat kulit di seluruh tubuh mereka melepuh seperti luka bakar. Kondisi ini mempengaruhi kondisi fisik tubuh mereka yang berkembang secara tidak sempurna.

Ukuran tubuh mereka hanya seperti anak-anak balita, bahkan jari-jari di kedua tangan mereka memendek akibat penyakit yang mereka derita. “Penyakit ini sudah lama mereka derita, yakni sejak lahir,” kata Zahril, ayah kedua putri malang ini saat dibincangi wartawan di RSUD Ibnu Soetowo Baturaja.

Diceritakan Zahril, awal penyakit ini terjadi pada anak sulungnya. Saat masih bayi di betis Nadia ada tanda merah, kemudian tanda itu kerap gatal dan mengeluarkan cairan, sehingga merambat ke tubuh lainnya.

Sedangkan untuk anak kedua juga kena saat lahir, sekitar umur 3 hari juga ada tanda merah di jempol kakinya. “Kalau Nadia sempat sekolah dan berhenti kelas 4 SD, sedangkan Vika tidak sekolah sama sekali. Jangankan sekolah, keluar rumah saja mereka malu, bahkan pernah diolok-olok teman sebayanya,” katanya lirih.

Dirinya bersama sang istri sempat mengajak anak mereka untuk berobat ke puskesmas bahkan pernah dibawa ke RSMH Palembang. Namun karena keterbatasan biaya akhirnya mereka hanya pasrah melihat nasib kedua buah hatinya itu. “Sudah berobat dan sudah melapor ke kades dan sudah diurus oleh pak kades,” ucapnya.

Zahril berharap ada dermawan yang mau mengulurkan tangan mereka untuk membantu pengobatan kedua anaknya. Serta berharapkan perhatian pemerintah agar bisa membantu pengobatan untuk kesembuhan anaknya.

“Berharap anak kami bisa sembuh pak. Saya sudah habis-habisan, kebun, tanah semuanya sudah saya jual untuk biaya berobat. Saya berharap pemerintah bisa memerhatikan dan membantu biaya pengobatan,” harapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan OKU, Husni Thamrin didampingi Kabid Kesmas, Deddy Wijaya mengatakan, pihaknya sudah menangani Nadia sejak 2000. Bahkan keduanya sudah pernah dirujuk ke RSMH Palembang.

“Di RSMH Palembang dokter mendiagnosa kedua kakak beradik ini memiliki kelainan genetik pada kulit, bahkan kerusakan kromosom 9 yang menyebabkan penyakit menetap,” kata Deddy.

Sedikitnya ada 22 kromosom yang terbentuk saat bayi masih di dalam kandungan dengan usia 1-2 bulan. Oleh karena itu, ibu yang mengandung pada usia tersebut harus ekstra hati-hati terhadap janinnya. Apa yang terjadi jika terjadi kerusakan kromosom 9? Siapa saja yang kromosom 9 nya rusak, maka akan mengalami cacat ekstrim pada kulit.

“Kulit tidak bisa terkena sinar matahari, sedangkan tubuh tidak bisa memproses hemoglobin (HB). Kalau yang bersangkutan terkena sinar matahari kulit bakal melepuh dan tidak bisa beregenerasi,”  katanya.

Kemudian, Deddy menegaskan jika selama perawatan di rumah, pihak Dinkes OKU terus mensuplai obat-obatan kepada keduanya, seperti antibiotik, ctm dan vitamin.

Kuryana Minta Orang Tua Nadia dan Vika Jangan Putus Asa

Sementara itu, Bupati OKU, H Kuryana Azis meminta kepada kedua orang tua Nadia (19) dan Vika Laona (11), penderita penyakit kelainan genetik asal Desa Merbau, Kecamatan Lubukbatang agar jangan putus asa untuk berjuang mengobati penyakit yang diderita buah hatinya tersebut.

Hal itu disampaikan Kuryana saat membesuk Nadia dan Vika di Ruang Rindu 3 RSUD Ibnu Soetowo Baturaja, Kamis (5/9) sekitar pukul 11.30 WIB.

Pada kesempatan itu, orang nomor satu di OKU tersebut melihat secara langsung keadaan pasien guna memastikan perawatan pasien dilaksanakan secara optimal atau tidak, serta memberikan motivasi dan dukungan untuk tetap bersemangat dan jangan berputus asa.

Selain itu Kuryana juga memberikan tali kasih berupa bantuan biaya perawatan sebagai bentuk kepedulian sosial kepada ayah kedua pasien, yakni Zahril Hamid.

Kuryana menjelaskan bahwa bantuan yang diberikan tidak hanya berupa uang namun dengan memberikan akses dan mempermudah keluarga pasien dalam mengurus persyaratan berobat yang diperlukan.

Sementara kepada pihak RSUD Ibnu Soetowo Baturaja, Kuryana meminta agar penanganan terhadap Nadia dan Vika dilakukan seintensif mungkin. “Berikan pelayanan terbaik kepada keduanya dan kalau perlu segera dirujuk ke Palembang,” tegasnya.

Bupati juga membantu untuk mengatur biaya transportasi dan akomodasi orang tua pasien selama menunggui di rumah sakit.

Tak lupa Kuryana mengajak kepada seluruh masyarakat OKU untuk mendoakan agar kiranya penyakit Nadia dan Vika Laona segera dapat disembuhkan, serta menyisihkan sebagian rezeki untuk menolong biaya berobat keduanya. (ags)