Pasien BPJS di OKU Keluhkan Kesulitan Dapatkan Obat

0

BATURAJA- Sejumlah pasien BPJS di Baturaja, Kabupaten OKU, sejak sebulan terakhir mengeluhkan kesulitan mendapatkan obat di apotik langganannya. Akibatnya, si pasien terpaksa merogok kocek pribadi untuk membeli obat tersebut.

Rahmat Saleh, salah seorang peserta BPJS di OKU, Jumat (15/11) mengaku, sudah sejak beberapa bulan ini ia kesulitan memperoleh obat insulin untuk penyakit diabetesnya di apotik langganannya.

“Biasanya saya dapat jatah obat insulin 2 pen perbulan, namun sejak awal Oktober lalu obat itu tidak tersedia di apotik langganan saya yang menjadi mitra BPJS,” ungkap dosen FISIP Universitas Baturaja (Unbara) itu dengan nada kesal.

Rahmat menuturkan, akibat kondisi itu ia pun terpaksa merogok kocek pribadi untuk membeli obat insulin. “Harga obat insulin itu cukup mahal sekitar Rp200 ribu per pen,” ungkapnya.

Kondisi ini tentu saja membuat Sekretaris DPD Partai Nasdem OKU itu menjadi kesal dan langsung protes ke BPJS OKU. Namun pihak BPJS dengan santai cuma minta maaf saja. “Mereka bilang masalahnya cuma karena distribusi obatnya saja ke apotik yang terhambat. Hal ini bukan kesalahan BPJS tetapi murni kesalahan dari pihak apotik,” sesalnya.

Merasa kurang puas dengan jawaban itu Rahmat pun mengajukan klaim ke BPJS OKU, tetapi jumlah yang dibayar jauh dibawah harga pasaran. “Kalau diklaim kita cuma dapat Rp85 ribu per pen, padahal harga obat insulin di apotik mencapai Rp200 ribu per pen. Artinya kita telah dirugikan sekitar Rp115 ribu per pen,” tegasnya.

Menurut Rahmat, masalah ini bukan pertama kali dialaminya, tetapi saat awal tahun lalu ia juga kesulitan mendapatkan obat insulin dengan menggunakan BPJS. “Jadi buat apa kita bayar setiap bulan kalau hak kita dikebiri,” katanya.

Selain Rahmat, beberapa warga OKU lainnya juga mengalami hal serupa. Misalnya, Ega (24) warga Baturaja. “Sejak sebulan ini saya kesulitan mendapatkan insulin di apotik langganan. Padahal sebagai peserta BPJS biasanya setiap bulan saya bisa mendapatkan jatah insulin sebanyak empat pen, namun sekarang cuma dua pen per bulan,” ungkapnya.

Sementara Kepala BPJS OKU, Fitri saat dihubungi wartawan lewat pesan whastapp mengatakan bahwa saat ini obat insulin yang dibutuhkan pasien BPJS sudah tersedia seperti sedia kala. (kie)