

SEKAYU – Kesulitan pakan ternak yang hemat dan berkualitas merupakan persoalan yang kerap kali ditemui oleh peternak yang tidak memiliki pengalaman atau pendidikan peternakan.
Untuk mengantisipasi hal ini Pemerintahan Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) bekerjasama dengan baznas dan pemerintah desa membantu meningkatkan kemampuan masyarakat di Kecamatan Lais sesuai dengan mata pencaharian dan hobinya, dalam hal ini membuat pakan ternak dengan teknologi Mososa, pertama di Indonesia dan di Kabupaten Musi Banyuasin.
Hebatnya, selain murah dan mudah dibuat sendiri, pakan ternak alternatif itu diklaim mampu bertahan hingga berbulan-bulan, bahkan hingga satu tahun sehingga peternak tidak lagi khawatir dengan kelangkaan pakan hijauan dikala musim kemarau.
Melalui tangan dingin Hary Agus Wibowo selaku akademisi UNSRI sedikit demi sedikit warga di Kecamatan Lais mulai bisa membuat pakan ternak dengan teknologi Mososa, diantaranya adalah 6 kelompok warga Desa Purwosari Kecamatan Lais telah mampu membuat pakan ternak teknologi Mososa.
Eko warga RT02 Dusun 6 Desa Purwosari Kecamatan Lais mengucapkan terimakasih atas kegigihan Pemkab Muba melalui Pemerintah Kecamatan Lais, sehingga dirinya dan warga Desa Purwosari kini mampu membuat pakan ternak yang murah dan berkualitas. “Terimakasih pak Bupati, melalui pak Camat Lais, kini kami mampu membuat pakan ternak dengan teknologi Mososa,” ujar Eko, kemarin.
Menurutnya, kurang dari satu minggu dirinya dan rekan-rekanya mampu membuat pakan ternak melalui limbah sawit, dicampur dengan karbohidrat (solid sawit), vitamin (jerami), protein (magot), minyak/lemak (CPO) dan mineral dan daun-daunan, semua dijadikan tepung yang akan dipadatkan menjadi pakan untuk menjadi pelet.
Lebih lanjut Eko mengatakan, produk yang dikelolah adalah WAFER dengan bahan berupa Jerami, daun kering, sagu sebagai pelekat, EM4, tetes Tebu, bubuk kerang, dedak jagung.
Untuk Permentase dengan bahan EM4, tetes tebu, garam, jerami, selase, dedak dan sedikit jagung dengan proses paling lambat 14 hari, SUPERWELA bahan yang digunakan adalah gula merah atau nira sawit, kerang bubuk, kacang merah, kacang hijau, bubuk jagung, gula pasir, mineral, urea dan SELASE bahan yang digunakan berupa daun daunan hijau sesuai dengan kesukaan binantang seperti kambing atau sapi. “Malam ini, hasil produksi kami telah diuji coba dengan ternak sapi dan kambing. Alhamdulillah ternak tersebut menyukainya,” jelas Eko.
Terpisah, Mustamil Jali Kepala Desa Purwosari menjelaskan bahwa dalam waktu kurang dari sebulan, sudah berdiri 6 kelompok peternak yang masing masing kelompok terdiri dari 15 Kepala Keluarga, saat ini masing-masing kelompok telah mendapatkan 10 ekor kambing yang berasal dari bantuan Baznas Muba dan 3 unit mesin pembuatan pakan, yakni mesin pencacah (Chopper), mesin pencuci (Washing), dan mesin pengering yang dianggarkan melalui dana ADD atau dana APBN tahun 2019.
Kedepan, dengan kerja keras pemerintah dan masyarakat itu sendiri, Tamil berharap dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran khususnya di desa Purwosari, “Kita berharap dengan upaya ini dapat “membedah” penghasilan masyarakat, ” jelasnya. (rel)