Berupaya Selamatkan Hutan dan DAS Agar Tetap Lestari

0
Pengurus Jejak Bumi Indonesia Kabupaten OKU, saat sedang mengangkut bibit tanaman komoditi Multy Purpose Tree Species (MPTS) seperti durian, alpukat, petai, jengkol, pala, karet dan tanaman lainnya, yang akan ditanam di lahan kritis. Foto: Harki Mahali

BATURAJA – Pendiri Jejak Bumi Indonesia (JBI) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Provinsi Sumatera Selatan, Hendra Setyawan mengatakan, pihaknya saat ini sedang berupaya melakukan penyelamatan kawasan hutan dan Daerah Aliran Sungai (DAS) di daerah itu agar tetap lestari.

“Kita akan menyelamatkan kawasan hutan dan DAS itu dengan cara percepatan program perhutanan sosial,” kata Hendra, saat dihubungi via ponselnya, Minggu (06/03/2022).

Menurut dia, sampai saat ini pihaknya mendata dari 70.096,51 hektare (Ha) kawasan hutan di Kabupaten OKU, ternyata sekitar 64.657,89 Ha diantaranya merupakan lahan kritis, termasuk DAS sehingga diperlukan solusi yang tepat agar tetap produktif.

“Melalui program perhutanan sosial lahan-lahan kritis itu akan dikelola oleh masyarakat agar kembali produktif melalui gerakan menanam pohon,” kata dia.

Dijelaskan Hendra, akses legal pengelolaan kawasan hutan oleh masyarakat ini dibuat dalam lima skema, yaitu skema Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Adat dan Kemitraan Kehutanan.

Nyatanya lanjut Hendra, masih ada ribuan hektare lahan hutan di Kabupaten OKU yang dikelola diluar lima skema legal tersebut.

“Karena itu, melalui perhutanan sosial ini sendiri diharapkan dapat menyelamatkan DAS dalam kondisi kritis karena dilakukan dengan pola Agroforestry,” jelasnya.

Dibeberkan Hendra, pihaknya sendiri saat ini telah menyiapkan ratusan ribu bibit pohon produktif komoditi Multy Purpose Tree Species (MPTS) seperti durian, alpukat, petai, jengkol, pala, karet dan tanaman lainnya.

“Bibit-bibit pohon ini untuk ditanam bersama masyarakat di lahan kritis itu, termasuk kawasan DAS,” ujarnya. (kie)