Buka Rakor Asesmen Nasional, Hal Ini Disampaikan Kepala Disdik Sumsel

0
Kepala Disdik Sumsel, Drs H Reza Fahlevi, saat membuka kegiatan rakor penyelenggaraan assesmen nasional Disdik Provinsi Sumsel tahun 2022, di Ballroom Sintesa Peninsula Hotel Palembang, Selasa (24/5). Foto: Susilawati

PALEMBANG – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel Drs H Reza Fahlevi membuka kegiatan rapat koordinasi (rakor) penyelenggaraan assesmen nasional Disdik Provinsi Sumsel tahun 2022, di Ballroom Sintesa Peninsula Hotel Palembang, Selasa (24/5).

“Rakor ini untuk memberikan kejelasan sekaligus sosialisasi beberapa penyempurnaan-penyempurnaan asesmen nasional yang barusan dilaksanakan pada tahun 2021 lalu sekaligus untuk lebih memantapkan kembali pihak warga sekolah,” ujar Reza.

Menurut dia, rakor asesmen nasional ini bukan untuk mendapatkan nilai secara individu, tapi sebagai cermin hasil dari penilaian kriteria sekolah secara menyeluruh.

Kalau Sekolah Dasar (SD) berdasarkan kebutuhan di kelas V, dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kebutuhan di kelas VII, serta Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau sederajat berdasarkan kebutuhan di kelas XI.

“Jika selama ini asesmen nasional merupakan ujian per individu. Seperti ujian sebagai tolak ukur siswa, dan juga beban tolak ukur bagi guru maupun sekolah. Namun kini secara menyeluruh,” tegasnya.

Artinya lanjut Reza, potret ataupun mapping kualitas pendidikan nanti suatu saat dicerminkan dari sampel adanya asesmen nasional di setiap jenjang. Nanti akan kelihatan hasil asesmen nasionalnya bila ada kekurangan dalam mata pelajaran atau bakat tertentu, sehingga masih ada kesempatan di kelas VI SD.

Dia melanjutkan di kelas VI akan lebih dimaksimalkan lagi oleh guru maupun sekolahnya. Khusus di kabupaten/kota, lanjut dia, asesmen nasional diklaim sudah berjalan dengan baik.

Kendatipun kekurangan infrastruktur, tetapi itu tidak menjadi kendala, dan bisa diatasi dengan saling meminjamkan. “Terutama tingkat SD, jika belum lengkap bisa memakai komputer di SMA ataupun di SMK,” bebernya.

Disinggung soal guru penggerak, Reza mengaku guru penggerak itu tidak menjadi suatu patokan. Karena guru penggerak sebagai barometer didalam menentukan seseorang mau jadi kepala sekolah, pengawas, dan lain-lain.

“Saya berharapan kepada peserta asesmen nasional dari kabupaten/kota untuk mengikuti betul-betul kegiatan ini dengan baik sehingga dapat diaktualisasikan,” jelasnya. (sus)